Cerpen Karangan: Manun Nal Ahna
Lolos moderasi pada: 1 August 2015
Afi duduk termenung di taman. Suasana hatinya tak karuan. Beberapa menit kemudian Pinka datang menghampiri Afi.
“kenapa merenung?” tanya Pinka seraya duduk di samping Afi.
“aku sedih, akhir-akhir ini Dimas sengaja menjauihiku. Aku merasa ada masalah yang disembunyikan Dimas dariku”
“yeah mungkin cuma perasaanmu saja” sahut Pinka simpatik.
“aku juga berharap begitu” Afi tertunduk lesu.
“sudah kamu tanyakan sama orangnya?” Afi menggeleng. “harusnya kamu tanya donk. Jangan dipendam sendiri, itu wajahmu kayak bebek cemberut gitu” mereka tertawa.
Tak disangka-sangka Dimas menghampiri Afi dan Pinka.
“hay..” Dimas tersenyum terpaksa.
“hay. Kalian ngobrol aja dulu aku mau beli minuman bentar..” sahut Pinka seraya berjalan menjauh.
Kini hanya mereka berdua. Suasana tampak sunyi. Hanya suara burung dan gemercik air yang terdengar.
“fi, aku minta maaf kalau selama ini aku menjauh dari kami. Tapi aku gak bermaksud begitu. Aku cuma…” ditatapnya Afi yang mulai tak kuasa menahan air matanya.
“Cuma apa? cuma buat aku sedih?” Afi terisak pelan nafasnya naik turun menahan emosinya.
Dimas meletakkan tangannya di pundak Afi namun Afi melepasnya dengan kasar. “Cuma apa?” suara Afi meninggi.
“mafin aku, mulai besok kita gak bisa ketemu lagi. Papaku pindah tugas dan aku harus ikut.” Dimas memandang Afi dengan perasaan bersalah. Bersalah karena menjauhi dan karena harus berpisah.
“jadi kita gak bakal ketemu lagi?” Dimas mengangguk.
“kita sudah 15 tahun kamu pasti ngerti posisiku, jika aku bisa aku pasti nolak. Tapi aku gak bisa.” Tangis Afi mereda. “aku akan selalu ingat kamu, bagaimanapun sibuknya aku, kamu tetap sahabat terbaikku, kemarin, hari ini, dan selamanya”
Afi memandang Dimas lekat-lekat. “janji?”
“aku janji” Dimas mengangguk. “aku pamit fi, salam buat papa mamamu dan Ari aku pasti kangen banget sama kalian” Afi mengangguk dan air mata mengalir dari celah matanya. Dimas berjalan menjauh.
Pinka menghampiri Afi dengan membawa 3 botol minuan yang dibelinya di warung pinggir jalan.
“lho Dimas mana? tadi disini kan” tanya Pinka heran. Tangis Afi meledak.
“lho kenapa kamu malah nangis?”
“sa…la..mmm… per…pisah…annnn da..rii di..mas”
Afi menangis sejadi-jadinya di pundak Pinka mengenang kata-kata Dimas yang menyentuh hati kecilnya.
Cerpen Karangan: Manun Nal Ahna
Facebook: Beb Beb Slalu Ada
Ini merupakan cerita pendek karangan Manun Nal Ahna, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di: Manun Nal Ahna untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!
Cerpen ini masuk dalam kategori: Cerpen Cinta Sedih Cerpen Perpisahan