
Ruangan tahanan bawah tanah di Museum Jakarta (Dody Handoko)
Dalam buku-buku sejarah disebutkan, Pangeran Diponegoro pernah ditahan penguasa Hindia Belanda di Museum Fatahillah yang sekarang bernama Museum Sejarah Jakarta.
Museum yang terletak di kawasan Kota, Jakarta Barat ini menjadi saksi kehidupan Pangeran Diponegoro selama tiga minggu sebelum dibuang ke Sulawesi.
Muncul beberapa versi tentang tempat penahanan Pangeran Diponegoro. Ada versi yang menyebutkan Diponegoro tidak ditahan di penjara. Namun ditempatkan di lantai dua Museum Sejarah. Ditahan dalam sebuah ruangan yang luas.
Sebagai seorang pemimpin, meski memberontak, Diponegoro diperlakukan dengan terhormat oleh kompeni. Sedang versi lain menyebutkan Diponegoro ditahan di bawah penjara bawah tanah sempit yang hanya memiliki tinggi sekitar 1,65 cm.
Penjara berbentuk setengah lingkaran yang sempit dan pengap itu tanpa dilengkapi tempat buang air. Sampai sekarang masih terdapat bekas bola besi untuk mengikat tahanan supaya tidak kabur.
"Zaman Hindia Belanda, penjara ini dijejali sampai 500 tawanan Tionghoa. Hampir 80 persen dari mereka mati dalam tahanan,"ujar petugas Museum, Tarli Ediyanto.
Terdapat juga kisah yang menyebutkan, Diponegoro dimasukkan penjara bawah air bersama Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten. Penjara itu berupa bangunan beton yang terletak sekitar tiga meter di bawah permukaan tanah, sedangkan tinggi lantai hingga atapnya 170 centimeter.
Panjang bangunan itu 31 meter membujur dari barat ke timur, sedangkan lebarnya tiga meter. Sehari-hari bangunan itu terendam air setinggi 50 sentimeter. Akibatnya, orang yang disekap di sana selain menghirup udara pengap, juga harus menjalani siksaan fisik karena kaki sebatas lutut terendam air.
Selanjutnya... Penjara diisi lintah penghisap darah...
Museum yang terletak di kawasan Kota, Jakarta Barat ini menjadi saksi kehidupan Pangeran Diponegoro selama tiga minggu sebelum dibuang ke Sulawesi.
Muncul beberapa versi tentang tempat penahanan Pangeran Diponegoro. Ada versi yang menyebutkan Diponegoro tidak ditahan di penjara. Namun ditempatkan di lantai dua Museum Sejarah. Ditahan dalam sebuah ruangan yang luas.
Sebagai seorang pemimpin, meski memberontak, Diponegoro diperlakukan dengan terhormat oleh kompeni. Sedang versi lain menyebutkan Diponegoro ditahan di bawah penjara bawah tanah sempit yang hanya memiliki tinggi sekitar 1,65 cm.
Penjara berbentuk setengah lingkaran yang sempit dan pengap itu tanpa dilengkapi tempat buang air. Sampai sekarang masih terdapat bekas bola besi untuk mengikat tahanan supaya tidak kabur.
"Zaman Hindia Belanda, penjara ini dijejali sampai 500 tawanan Tionghoa. Hampir 80 persen dari mereka mati dalam tahanan,"ujar petugas Museum, Tarli Ediyanto.
Terdapat juga kisah yang menyebutkan, Diponegoro dimasukkan penjara bawah air bersama Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten. Penjara itu berupa bangunan beton yang terletak sekitar tiga meter di bawah permukaan tanah, sedangkan tinggi lantai hingga atapnya 170 centimeter.
Panjang bangunan itu 31 meter membujur dari barat ke timur, sedangkan lebarnya tiga meter. Sehari-hari bangunan itu terendam air setinggi 50 sentimeter. Akibatnya, orang yang disekap di sana selain menghirup udara pengap, juga harus menjalani siksaan fisik karena kaki sebatas lutut terendam air.
Selanjutnya... Penjara diisi lintah penghisap darah...
penjara mengerikan di jakarta
4/
5
Oleh
Unknown